JAKARTA - Dampak negatif pemakaian aksesoris seks atau sex toys hingga kini memang belum terungkap. Masyarakat penggunanya cenderung memandang dari keuntungannya saja. Tak menutup kemungkinan penggunaan sex toys malah dapat menimbulkan masalah pada kesehatan penggunanya.
"Bisa rusak dengan pemakaian sex toys secara terus menerus. Kondisi bagian dalam bisa rusak," tegas Obstetrician-Gynaecologist Siloam Hospital dr Hendro Sudarpo, saat acara forum media online di Kafe Betawi, Senayan City, Jakarta, baru-baru ini.
Tak hanya sampai di situ saja masalah psikologis akibat penggunaan sex toys yang terlalu sering bisa muncul beriringan dengan masalah kesehatan.
"Bila digunakan terlalu sering dapat mengubah perilaku seks jadi menyimpang. Dan ini menyebabkan juga ketergantungan," jelas dr Hendro.
Timbulnya masalah psikologis ini diakui oleh seksolog Dr Handrawan Nadesul saat dihubungi okezone, beberapa waktu lalu.
"Kehidupan yang lebih permisif, orang jadi disibukkan dan terobsesi dengan peran yang itu-itu saja. Jadi abnormal. Kalau dia tidak melakukan, dia merasa terganggu, ada yang kurang. Saran saya, jangan memulai untuk mencoba sex toys, karena sesuatu yang tidak tepat. Bagaimanapun, yang real itu lebih benar, dipandang dari apapun," jelas
Lainnya, para pengguna barang "mainan" ini menjadi merasa tidak membutuhkan pasangan hidup yang nyata, dan tidak berani menikah. Penggunanya hanya melakukan imajinasi seks untuk memuaskan diri.
"Akan timbul masalah kejiwaan seseorang, di mana dia tidak mau atau tidak bisa menghadapi kenyataan yang nyata. Atau, orang yang tidak berani berselingkuh, jadi hanya dengan cara itu dia mendapatkan seks, karena merasa terbebas dari kemungkinan dosa dan hukum," tuturnya.
Terciptanya aksesoris seks ini, pada dasarnya merupakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan seksologi dan teknologi dari manusia modern. "Di mana orang tidak mengandalkan naluri seks saja," pungkas dokter umum sekaligus kolumnis kesehatan ini.
sumber : www.okezone.com
No comments:
Post a Comment